Theogony Orang-orang Yunani kuno mencoba menjelaskan fenomena metafisik tertentu dengan menciptakan mitos menakjubkan tentang Cosmogo...

THEOGONY: ASAL USUL PARA DEWA & DEWI YUNANI

/
0 Comments
Asal-usul para dewa dan dewi Yunani kuno
Theogony

Orang-orang Yunani kuno mencoba menjelaskan fenomena metafisik tertentu dengan menciptakan mitos menakjubkan tentang Cosmogony (penciptaan Dunia) dan Theogony (kelahiran para dewa).  

Asal-usul para dewa agama Yunani kuno dijelaskan dalam Theogony, puisi terkenal yang disusun oleh penulis Yunani – Hesiod,  sekitar 700 SM, dan juga naskah kuno di Perpustakaan Apollodoros.

Cerita asal-usul para dewa dan dewi Yunani di susun menjadi empat babak:
 

Eksistensi Chaos
Pada mulanya hanya ada Chaos, kekacauan pada segala sesuatu, tidak ada bentuk, tidak ada ruang, tidak ada waktu, dianggap juga sebagai kekosongan. Perlahan dari Chaos muncul Gaea (Bumi), dan Eros (Hasrat) sang penghalang logika. Gaea kemudian membawa Uranus (Surga), Pontus (Laut) dengan amukan gelombangnya, dan gunung-gunung tinggi yang indah penuh hutan ke dunia ini.
 

Pengebirian Uranus
Tugas Uranus mengelilingi dan menutupi Gaea dengan mantel berbintang, namun, dengan segera Uranus dan Gaea bersatu dan merekapun menjadi pasangan ilahi pertama di dunia. 


Gaea melahirkan dua belas Titans dari Uranus: Oceanus, Coeus, Crius, Hyperion, Iapetus, Theia, Rhea, Themis, Mnemosyne, Phoebe, Tethys dan si bungsu Cronus. Selain itu, ia menghasilkan tiga makhluk bermata satu yang disebut Cyclopes (Brontes, Steropes dan Arges), serta makhluk dengan tiga ratus tangan yang disebut Hecatonchires. 

Uranus takut anak-anaknya akan menggantikan posisinya, sehingga ia mendorong anak-anaknya kembali satu per satu ke dalam rahim Gaea. Hal itu membuat Istrinya Gaea sangat bersedih karena kehilangan anak-anaknya sendiri, sehingga pada akhirnya dia memutuskan menyerahkan sabit pada si bungsu Cronus,  untuk mengebiri ayahnya. 

Cronus pun melaksanakan kehendak Gaea disaat ayahnya sedang tidur, darah dari Uranus dikumpulkan oleh Gaea dan dari darah tersebut terciptalah Erinyes (kemurkaan), Giants dan Nymphs. Cronus kemudian melemparkan alat kelamin ayahnya ke laut. 

Alat kelamin yang tercebur kelaut melebur dan menjadi buih-buih, dari  awal mula munculnya buih di Pulau Kythera, perlahan menuju ke pulau Paphos, di Cyprus modern. Di Paphos, buih berubah menjadi Aphrodite, dewi Cinta dan Kecantikan Olympian.
 

Usaha Zeus untuk meloloskan diri dari Ancaman Cronus
Segera , Cronus menyelamatkan saudaranya dan berbagi Dunia (Cosmos) dengan mereka. Kemudian, Cronus menikahi adiknya Rhea dan bersama-sama mereka menciptakan anak yang kelak menjadi dewa-dewi Olympian. 


Namun, Cronus pun mulai merasakan hal yang di rasakan oleh ayahnya, takut suatu hari anak-anaknya akan mengambil alih posisinya, ia pun mulai menelan anak-anaknya sendiri.
 

Rhea merasa sangat tidak nyaman dengan tingkah suaminya, dan berusaha mencari jalan keluar untuk menyelamatkan anak bungsunya, Zeus. Dia pun mengelabui suaminya dengan memberikan batu besar untuk di telan lalu mengirim Zeus ke pulau Crete di Yunani.
 

Pertempuran para Dewa Olympian melawan Titans (Titanomachy)
Zeus dibesarkan di pulau Crete. Diberi makan oleh kambing Amaltheia dan para peri merawatnya dengan sangat baik. Merpati membawakan ambrosia dari jauh untuk makanan dan elang membawakan madu terbaik untuk di minum.


Ketika ia memasuki usia dewasa, seperti yang telah diramalkan, Zeus menyelamatkan semua saudaranya lalu memulai perang melawan ayahnya dan para Titan. Perang ini dikenal dengan nama "Titanomachy". 

Dalam pertempuran ini, Zeus berhasil menumbangkan Cronus, melemparkannya dan para Titans ke kedalaman dunia bawah (Underworld). Sebuah pertempuran besar yang melibatkan para Giant, di mana para dewa Olympian unggul ... dan tibalah waktunya bagi para dewa Olympian memerintah dunia!(y/g)



You may also like

No comments:

Mitografer Blog. Powered by Blogger.